Masih
segar diingatan kita semua. Ketika belum habis penderitaan saudara kita di
Lombok oleh gempa bumi, tak berselang lama giliran Palu dan Donggala di
Sulawesi Tengah yang luluhlantak oleh gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter
serta tsunami. Bahkan kini bencana juga terjadi di daerah lain. Ratusan rumah,
perkantoran, fasilitas publik dan lainnya hampir rata dengan tanah. Begitupun
dengan korban jiwa yang terus berjatuhan bahkan mencapai ribuan orang. Proses
evakuasi dan pemulihan pasca bencana terus dilakukan hingga hari ini.
Bagi
seorang mukmin, kejadian-kejadian luar biasa seperti bencana tidak saja
dianggap sebagai gajala alam semata, namun lebih daripada itu. Kita meyakini
bahwa semua yang terjadi adalah karena kehendak Allah Swt dan dibalik itu semua
ada banyak hikmah yang dapat dijadikan pelajaran bagi umat manusia. Seperti
firman Allah.
“Tidak
ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S. At-Taghaabun [54]: 11).
Sangat
mudah bagi Allah untuk melakukan sesuatu. Sebagaimana pula firman-Nya dalam
Al-Quran.
“Sesungguhnya,
urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya,
“Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Maka, mahasuci Allah yang di tangan-Nya
kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Q.S. Yaasin
[36] : 82-83)
Tapi
terkadang kita masih menjumpai orang-orang yang tidak peduli dengan semua ini.
Mereka menganggap bahwa misalnya bencana seperti gempa bumi, gunung meletus,
banjir dan sebagainya, terjadi hanyalah karena faktor alam saja, dan tidak ada
sangkut pautnya dengan Allah.
Orang-orang
seperti ini bisa saja tergolong sebagai kelompok yang menganut sekularisme,
yaitu paham yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. Mereka menganggap
agama hanya untuk di tempat-tempat ibadah, bukan di tempat lainnya apalagi
dikait-kaitkan dengan sebuah bencana. Atau bahkan bisa jadi mereka termasuk
aliran atheisme, menganggap Tuhan tidak pernah ada dan manusia tercipta dengan
sendirinya. Naudzhubillah.
Memang
benar apa yang dikatakan ilmu pengetahuan selama ini mengenai bencana alam.
Seperti gempa yang terjadi, salah satunya karena gesekan atau pergerakan
lempeng bumi ataupun tanah longsor akibat kontur tanah yang lembek dan curah
hujan tinggi. Semua itu bisa dikatakan sebagai cara atau proses atau sebab
akibat dari suatu bencana. Namun jangan pernah dilupakan, bahwa semua itu
terjadi tak lepas dari kehendak Allah Swt.
Sungguh
rugi orang-orang yang menganggap semua yang terjadi ini hanya sebatas fenomena
alam. Mereka gagal dalam mengambil setiap pelajaran yang datang dari Allah
sekalipun itu amat jelas. Dalam hal ini barangkali akal mereka belum mampu membuktikan
eksistensi Allah Swt, atau mungkin mengakui keberadaan-Nya namun menolak
peran-Nya. Lebih parah jika mereka tidak menjalankan perintah-perintah Allah
dalam setiap lini kehidupannya. Padahal Al-Quran sudah sangat jelas memberikan
petunjuk hidup, bukan sekadar ritual peribadatan saja.
0 komentar:
Posting Komentar