Mewujudkan Generasi Qur'ani

Situs Resmi Forum Studi Al-Quran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Jumat, 14 Juni 2019

Mengapa Bencana Dikaitkan Dengan Agama?


Masih segar diingatan kita semua. Ketika belum habis penderitaan saudara kita di Lombok oleh gempa bumi, tak berselang lama giliran Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah yang luluhlantak oleh gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter serta tsunami. Bahkan kini bencana juga terjadi di daerah lain. Ratusan rumah, perkantoran, fasilitas publik dan lainnya hampir rata dengan tanah. Begitupun dengan korban jiwa yang terus berjatuhan bahkan mencapai ribuan orang. Proses evakuasi dan pemulihan pasca bencana terus dilakukan hingga hari ini.

Bagi seorang mukmin, kejadian-kejadian luar biasa seperti bencana tidak saja dianggap sebagai gajala alam semata, namun lebih daripada itu. Kita meyakini bahwa semua yang terjadi adalah karena kehendak Allah Swt dan dibalik itu semua ada banyak hikmah yang dapat dijadikan pelajaran bagi umat manusia. Seperti firman Allah.

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S. At-Taghaabun [54]: 11).

Sangat mudah bagi Allah untuk melakukan sesuatu. Sebagaimana pula firman-Nya dalam Al-Quran.
“Sesungguhnya, urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Maka, mahasuci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Q.S. Yaasin [36] : 82-83)

Tapi terkadang kita masih menjumpai orang-orang yang tidak peduli dengan semua ini. Mereka menganggap bahwa misalnya bencana seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya, terjadi hanyalah karena faktor alam saja, dan tidak ada sangkut pautnya dengan Allah.

Orang-orang seperti ini bisa saja tergolong sebagai kelompok yang menganut sekularisme, yaitu paham yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. Mereka menganggap agama hanya untuk di tempat-tempat ibadah, bukan di tempat lainnya apalagi dikait-kaitkan dengan sebuah bencana. Atau bahkan bisa jadi mereka termasuk aliran atheisme, menganggap Tuhan tidak pernah ada dan manusia tercipta dengan sendirinya. Naudzhubillah.

Memang benar apa yang dikatakan ilmu pengetahuan selama ini mengenai bencana alam. Seperti gempa yang terjadi, salah satunya karena gesekan atau pergerakan lempeng bumi ataupun tanah longsor akibat kontur tanah yang lembek dan curah hujan tinggi. Semua itu bisa dikatakan sebagai cara atau proses atau sebab akibat dari suatu bencana. Namun jangan pernah dilupakan, bahwa semua itu terjadi tak lepas dari kehendak Allah Swt.

Sungguh rugi orang-orang yang menganggap semua yang terjadi ini hanya sebatas fenomena alam. Mereka gagal dalam mengambil setiap pelajaran yang datang dari Allah sekalipun itu amat jelas. Dalam hal ini barangkali akal mereka belum mampu membuktikan eksistensi Allah Swt, atau mungkin mengakui keberadaan-Nya namun menolak peran-Nya. Lebih parah jika mereka tidak menjalankan perintah-perintah Allah dalam setiap lini kehidupannya. Padahal Al-Quran sudah sangat jelas memberikan petunjuk hidup, bukan sekadar ritual peribadatan saja.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

FSQ FEB ULM

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Terakhir

BULETIN ULUL ALBAB EDISI AGUSTUS 2022

  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Apa kabar sahabat FSQ semuanya? Semoga kita selalu dalam lindungan dan rahmat Allah SWT. ...